Cerita Mesum Paling Hot

Info Cerita Mesum Paling Hot Simak Disini, Bikin Ngeuuhh.. Dan Bergairah..
Ceritanya bermula diwaktu utk kesekian kalinya ia aku ajak main-main ke hunian. Awalnya seperti rata rata kami hanya cium-ciuman saja. Cium pipi, cium bibir, faktor biasa kami melaksanakan. Entah setan apa yg melalui di benak kami. Tangan kami sejak mulai berani meraba-raba sektor lain, sebenarnya tak patut dilakukan oleh dua insan yg belum menikah.

Cerita Mesum Paling Hot

Cerita Mesum Paling Hot

Dikala tangan aku meraba payudaranya (kami tetap berpakaian kumplit), dirinya sama sekali tak menolak. Ini menciptakan aku sedikit lebih berani utk meremas payudaranya sedikit lebih keras. Nyata-nyatanya ia menikmatinya. Aku cobalah utk melakukannya makin jauh lagi. Kali ini tangan aku perlahan-lahan aku arahkan ke sektor selangkangannya. Ia masihlah tak menolak. Kala itu beliau menggunakan celana panjang dari kain yg slim, menjadi aku mampu merasakan lembutnya bibir kemaluannya. Tidak Dengan aku sadari tangannya pula sudah mengelus-elus selangkangan aku. Bisa Saja sebab pikiran aku terlampaui tegang, sampai-sampai aku kurang memperhatikannya. Kurang masuk akal benar-benar. Namun itulah yg berjalan. Kepasrahannya makin mengorbitkan kekurangajaran aku. Tangan aku sejak mulai menyelinap ke balik pakaiannya. Aku kembali meremas-remas payudaranya. Kali ini serentak menyentuh permukaan kulitnya. Aku melakukan sambil mencium lehernya dgn lembut. Nada desahan lembut mulai sejak terdengar dari bibirnya, di dikala aku menyelipkan tangan aku ke balik celana dalamnya. Ada sedikit rasa ragu dikala meraba bibir kemaluannya dengan cara serta-merta. Aku kumpulkan segenap keberanian aku yg tersisa. Jari tengah aku, aku tekan sedikit demi sedikit & perlahan ke belahan kemaluannya. Dikala itulah ia tersentak & menahan tangan aku. Ia menatap mata aku.
Jangan Sampai dimasukkan ya Mas, tuturnya.
Aku cuma tersenyum & mengangguk. Pula merta dirinya mencium bibir aku. Sementara jari aku tetap mengelus-elus bibir kemaluannya. Lendir yg membasahi dinding vaginanya, mulai sejak merembes sampai ke bibir kemaluannya. Aku coba memintanya utk menyentuh & memegang kemaluan aku. Nyatanya dirinya tak menolak. Nampak terang di raut mukanya, beliau sedikit panik waktu mengakses rensleting celana aku. & seakan malu memandang wajah aku diwaktu ia sejak mulai menggenggam kemaluan aku. Utk mengurangi ketegangannya aku mencium bibirnya. Sewaktu lebih dari setengah jam kami cuma berani jalankan itu-itu saja. Seterusnya aku beranikan diri utk mengajaknya menanggalkan seluruh baju. Ia tampak ragu, & cuma menunduk. Barangkali ia mau menolak tetapi takut menciptakan aku kecewa.
Anda bener berani tanggung jawab, menurutnya lagi.
Aku terdiam sejenak & setelah itu mengangguk. Padahal dalam hati, aku bertanya-tanya, benarkah aku dapat bertanggungjawab? Beliau menanyakannya sekali lagi. & aku mengiyakannya utk ke-2 kalinya. Diapun sejak mulai melepaskan kancing bajunya. Disaat aku membantunya, dirinya menolak.
Agar Aku sendiri saja.., Anda lepas bajumu., sahutnya.
Aku menurut saja. & tidak lama setelah itu, tidak ada selembar benangpun terhadap badan kami. Telanjang bulat, meski beliau tetap menutupi payudaranya bersama tangan & menyilangkan pahanya utk menutupi kemaluannya. Aku memeluknya sambil mengusahakan menurunkan tangannya. Ia menurut, ketika aku kembali meremas payudaranya bersama lembut. Kali ini tidak dengan diminta dirinya ingin memegang kemaluan aku sambil mengelus-elusnya. Entah sebab terangsang atau lantaran aku mengemukakan ingin bertanggung jawab tadi, dirinya menuntun tangan aku utk mengelus selangkangannya. Supaya beliau tak merasa malu, aku konsisten mencumbunya. Beliau menikmatinya sambil menekan jari aku ke bibir kemaluannya, yg aku rasakan makin basah oleh lendir. Ia setelah itu merebahkan tubuhnya. & aku pula merebahkan badan aku di atas tubuhnya. Kami kembali bercumbu. Kali ini sedikit lebih liar. Nada desahan terdengar lebih nyaring daripada diawal mulanya, dikala aku mencubit clitorisnya. Kala aku telah tak tahan lagi, aku coba minta ijin padanya buat berbuat semakin jauh. Dirinya mengangguk sambil sedikit meregangkan belahan pahanya.
Sesudah meraih ijin, aku cobalah memasukkan kemaluan aku ke liang vaginanya. Tetapi susahnya luar biasa. Berkali-kali aku cobalah, namun belahan itu seolah-olah direkatkan oleh lem yg kuat. Ujung kemaluan aku hingga sakit rasanya. & beliau juga meringis kesakitan, sambil sesekali memekik mungil, Aduh.., aduh. Aku sedikit tak tega pun. Aku hentikan sejenak business aku itu, sambil kembali mengelus bibir kemaluannya, biar sakitnya sedikit menyusut. 
Masihlah sakit?, bertanya aku.
Udah nggak demikian sakit, jawabnya.
Aku mencobanya lagi. Kali ini aku minta beliau terhubung bibir vaginanya lebih lebar. Namun masihlah sulit pula. Padahal kata rekan-rekan aku yg telah tidak jarang berhubungan sex, seandainya telah basah tentu enteng. Kenyataannya ujung kemaluan aku hingga sakit gara-gara aku paksa masuk. Aku nyaris putus asa. Kemaluan aku sejak mulai lemas lagi sebab aku jadi kurang fokus.
Tiba-tiba aku teringat bahwa aku sempat baca di majalah, ada tipe selaput dara yg amat sangat elastis & relatif lebih tebal daripada yg normal. Kepercayaan diri aku mulai sejak timbul lagi. Aku mengusulkan padanya, gunakan jari saja lalu. Tujuan aku biar agak lebar lubangnya. Ia setuju saja. Walau aku sadar selaput dara itu justru dapat robek lantaran jari aku, bukan lantaran kemaluan aku, trick itu masih aku melaksanakan. Dari terhadap kami (terutama beliau) kesakitan, lebih baik begini. Mulanya aku cuma memakai jari kelingking. Beliau cuma mendesah sambil menggigit bibirnya. Selanjutnya aku jalankan dgn jari tengah, sambil menggerakkannya naik turun. Dirinya tetap cuma mendesah. Seterusnya aku masukkan jari tengah & telunjuk ke liang vaginanya. Beliau menjerit halus sambil menahan tangan aku biar tak masuk lebih dalam. Sesudah dirinya melepaskan tangannya baru aku teruskan lagi bersama teramat perlahan.
Sesudah percaya telah lumayan, aku coba kembali memasukkan kemaluan aku ke liang vaginanya. Aku menyibakkan bibir vaginanya, sementara dirinya mengarahkan kemaluan aku. Benar-benar sedikit lebih gampang kini. Tetapi terus saja ia merintih kesakitan. Sayapun tetap merasakan sakit. Kemaluan aku seperti diperas bersama amat sangat keras. Tiap-tiap kali merasakan sakit (& bisa saja perih), dirinya menahan laju masuknya kemaluan aku. Sayapun cuma berani melakukannya bersama aktivitas perlahan. Hati aku memang tak tega melihatnya merintih kesakitan. Namun kepada hasilnya kemaluan aku sanggup masuk seluruh.
http://obatejakulasidini786.blogspot.co.id/